Asal Usul Wayang Gedog
Wayang Gedog atau Wayang Panji adalah wayang yang memakai cerita
dari serat Panji. Wayang ini mungkin telah ada sejak zaman Majapahit. Bentuk
wayangnya hampir sama dengan wayang purwa. Tokoh-tokoh kesatria selalu memakai
tekes dan rapekan. Tokoh-tokoh rajanya memakai garuda mungkur dan gelung
keling. Dalam cerita Panji tidak ada tokoh raksasa dan kera. Sebagai gantinya,
terdapat tokoh Prabu Klana dari Makassar yang memiliki tentara orang-orang
Bugis. Namun, tidak selamanya tokoh klana berasal dari Makassar, terdapat pula
tokoh-tokoh dari Bantarangin (Ponorogo), seperti Klana Siwandana, kemudian dari
Ternate seperti prabu Geniyara dan Daeng Purbayunus, dari Siam seperti Prabu
Maesadura, dan dari negara Bali. Wayang gedog konon diciptakan oleh Girindrawardhana pada
tahun 1485 (gaman naga kinaryeng bathara) . Wayang Gedog baru memakai keris
pada zaman panembahan Senapati di Mataram. Pada masa Pakubuwana III di Solo
wayang gedog diperbarui, dibuat mirip wayang purwa, dengan nama Kanjeng Kyai
Dewakatong dan Kyai Sri Wibawa. Cerita Wayang Gedog bersumber pada cerita Panji
yang muncul pada zaman Kediri dan Majapahit. Istilah Panji sebagai gelar
ksatria dan raja muncul pada zaman pemerintahan Jayabaya di Kediri pada abad
XI. Pada masa itu Jayabaya bergelar Sang Mapanji Jayabaya yang memerintah pada
tahun 1135-1157. Selain gelar panji, muncul juga gelar dengan mengambil
nama-nama binatang perkasa sebagai penghormatan. Dalam pementasannya, wayang
gedog memakai gamelan berlaras pelog dan memakai punakawan Bancak dan Doyok
untuk tokoh Panji tua , Ronggotono dan Ronggotani untuk Klana, dan Sebul-Palet
untuk Panji muda.Seringkali dalam wayang gedog muncul figur wayang yang aneh,
seperti gunungan sekaten, siter (kecapi), payung yang terkembang, perahu, dan
lain-lain.
Komentar
Posting Komentar